janganlah sombong kawan!!!
Kesombongan
merupakan sesuatu yang dibenci Allah Swt, orang kaya yang sombong
dengan sebab kekayaannya saja Allah benci, apalagi kalau orang miskin
menyombongkan diri dalam soal harta sehingga dia menampakkan dirinya
seperti orang kaya dengan penuh kesombongan.
Kebencian Allah
kepada orang kaya yang sombong itu dikemukakan dalam firman-Nya yang
artinya: Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku
aniaya terhadap mereka, Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya
perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh
sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata
kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri” (QS 28:76).
Maka dengan sebab kesombongan Karun yang kaya itulah, Allah Swt
betul-betul mengazabnya di dunia ini sebagaimana firman-Nya yang
artinya: Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi.
Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab
Allah, dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela
(dirinya). Kalau Karun yang kaya raya tapi sombong dibenci dan diazab
Allah Swt, apalagi orang miskin yang amat tidak pantas menyombongkan
diri, maka bila ada orang miskin sombong, bisa jadi Allah lebih murka
lagi. Tegasnya, tak ada tempat di sisi Allah buat siapapun yang
menyombongkan diri, Allah berfirman yang artinya: Tidak diragukan lagi
bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa
yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong (QS 16:23).
Meskipun demikian, orang yang miskin bukan
berarti harus minder, tapi dia juga harus tawadhu atau rendah hati.
Miskin dan kaya bukanlah ukuran ketaqwaan kepada Allah, namun keduanya
bisa membawa manusia pada ketaqwaan tapi juga bisa membawa manusia pada
kemurkaan.
Kemiskinan ini juga tidak berarti diwujudkan dalam
hal materi, namun juga berlaku untuk ilmu agama. Bayangkan jika ada
orang yang tidak tahu mengenai ilmu agama, atau tahu ilmu agama walaupun
sedikit, dia sudah sombong, dengan bangganya merasa pintar dalam hal
agama, bahkan sama sekali tidak tercermin dalam kehidupannya, bahwa dia
orang yang tahu ilmu agama.
Banyak sekali terjadi dilingkungan
sekitar kita, sudah punya titel HAJI, atau HAJJAH, namun masih saja
membuka auratnya, masih suka memfitnah orang, masih suka iri dan sombong
dengan orang sekitarnya, merasa sudah HAJI atau HAJJAH, maka ketika ada
acara besar Keagamaan, maka dia merasa yang lebih berhak untuk menjadi
tokoh utama didalam acara tersebut. Sudah melaksanakan rukun Islam yang
kelima pun, masih saja tidak bisa membedakan harta Haram atau Halal,
mulutnya tak pernah dijaga untuk mengeluarkan kata-kata yang bermanfaat
daripada kata-kata yang menyakiti hati.
Allah tidak menilai
dari pangkat, titel, golongan atau apapun itu, yang Allah nilai hanyalah
kejernihan hati kita, untuk selalu MEMPERBAIKI DIRI (INTROSPEKSI DIRI)
bukan merasa paling didzolimi, namun berkaca dengan diri sendiri akan
perbuatan yang telah kita lakukan selama ini, apakah sudah baik atau
belum, ataukah ini balasan dari perbuatan kita yang dulu. Allah
memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.
No comments:
Post a Comment
terima kasih sudah berkunjung