KEDEKATAN PASANGAN SUAMI DAN ISTRI

KEDEKATAN PASANGAN SUAMI DAN ISTRI

Suami dan istri digambarkan dalam Al-Qur’an sebagai libas atau pakaian. Allah berfirman,

هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ

"... mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka" (QS. Al-Baqarah : 187).

Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka-- karena menyatunya antara suami dan istri seperti menyatunya antara pakaian dan orang yang memakainya (Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar)

Mereka adalah penutup dan penjaga bagi kalian, dan kalian adalah penutup dan penjaga bagi mereka (Tafsir Al-Muyassar).

Istri-istri kalian adalah tabir dan penjaga kehormatan kalian, dan kalian adalah tabir dan penjaga kehormatan istri-istri kalian. Kalian saling membutuhkan (Tafsir Al-Mukhtashar).

Mereka adalah ketenangan bagi kalian dan kalian adalah ketengangan bagi mereka (Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah)

Masing-masing suami istri adalah penutup satu sama lain dari keharaman karena keduanya bercampur satu sama lain seperti bercampurnya pakaian dengan orang yang mengenakannya (Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili)

Suami istri diibaratkan pakaian yang menggambarkan sebagai penutup, perlindungan bagi tubuh, sebagai hiasan yang membuat penampilan menjadi indah, juga sebagai kedekatan. Dan gambaran itulah yang terdapat dalam sepasang suami-istri (Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur)

Pakaian adalah penutup bagi tubuh, lalu kenapa sebagian orang menyingkirkan pasangan hidupnya yang telah diciptakan untuknya sebagai pelindung baginya? Pakaian adalah lencana yang menjadikan diri seseorang berwibawa, akan tetapi kenapa kehidupan berkeluarga seseorang terkadang penuh dengan kekecewaan dan akhirnya menjadi sirna? (Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur)

Pakaian adalah pelindung dan pemberi kehangatan bagi tubuh, maka apakah setiap dari kita sudah menjadi pelindung dan telah memberikan kehangatan bagi pasangannya? (Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur)

Allahu'alam Bishowab

by : Ustadz Cahyadi

CINTA YANG TAK PERNAH HABIS

CINTA YANG TAK PERNAH HABIS

Cinta merupakan pilar sebuah keluarga sakinah (bahagia). Cinta juga merupakan salah satu tujuan dibentuknya keluarga, sebagaimana firman-Nya: "..dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.." (QS. 30:21). Walau dalam realitanya, cinta dalam sebuah keluarga dapat naik dan turun, bahkan hilang, sehingga perlu dibenahi terus menerus. 

Di awal pernikahan, biasanya cinta begitu menggebu antara suami dan isteri. Hal tersebut disebabkan masing-masing belum merasa kecewa dan dikecewakan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, cinta dapat menjadi pudar karena masing-masing semakin melihat kekurangan pasangannya. Semakin banyak interaksi yang mengecewakan, disamping yang menyenangkan juga.

Disinilah dibutuhkan kemampuan suami isteri untuk membakar kembali cintanya agar terus bergairah. Berbenah terus dalam energi penuh cinta.

Cara agar cinta terus bergairah dan tak pernah padam adalah :

1. Dengan BERSYUKUR terhadap kelebihan dan kekurangan pasangan.

Jangan suka membanding-bandingkan kekurangan pasangan dengan orang lain. Ingat..bahwa belum tentu yang kita lihat baik dari pasangan orang lain itu baik secara hakiki. Boleh jadi karena kita tidak tahu aibnya yang sengaja ditutupi oleh Allah dari pandangan kita.

2. Berlapang dada terhadap kekurangan pasangan dan melipatgandakan KESABARAN menghadapinya.

Allah berfirman :  "Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu.." (Qs. 3 ayat 200). 

Kesabaran harus meningkat seiring dengan bertambahnya usia perkawinan dan banyaknya ujian dalam pernikahan. Jika tidak sabar kita akan dikalahkan oleh keadaan dan bisa menghancurkan apa yang selama ini sudah kita bangun. Betapa sering kita mendengar suami isteri bercerai padahal mereka sudah berpuluh tahun berumah tangga.

Oleh sebab itu, pecinta sejati justru akan bersikap seperti seorang arkeolog kepada pasangannya. Semakin tua pasangannya, semakin berminat dan cinta kepadanya.

Pecinta sejati bukan ingin merubah pasangannya sesuai keinginannya, tapi mau menerima pasangannya apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Tugas kita menghadapi kekurangan pasangan adalah mendoakan dan menasehati dengan lemah lembut. Masalah ia berubah atau tidak itu tergantung kehendak Allah SWT.

Sebaliknya pecinta musiman adalah pecinta yang cepat menyerah dengan kekurangan pasangan. Lalu dengan mudah mencampakan pasangannya untuk mencari fatamorgana baru, yaitu orang lain yang dianggap lebih baik. Padahal ketika dijalani sama saja, bahkan bisa lebih parah. Tak seindah apa yang dibayangkan.

Pecinta musiman mencintai pasangannya "KARENA" bukan "WALAU PUN". Aku cinta engkau karena engkau cantik, karena engkau baik, karena engkau mapan, karena engkau pintar dan berbagai "karena" lainnya yang merupakan kelebihannya.

Namun pecinta sejati (yakni mereka yang telah mendapatkan anugerah cinta hakiki dari Allah SWT) akan mencintai pasangan dengan "WALAU PUN." Aku cinta engkau walau engkau semakin  tua, walau engkau ternyata pelit, walau engkau cerewet dan berbagai "walau pun" lainnya. Ia mencintai kekurangan pasangannya dikarenakan sadar bahwa dirinya juga punya banyak kekurangan.

Bukankah kekurangan yang bertemu dengan kekurangan akan membuat hubungan menjadi saling melengkapi dan saling membantu? Bukankah dari kekurangan tersebut hidup kita menjadi indah dan menantang, serta tidak menjemukan? Bukankah cinta adalah ketidaksempurnaan yang indah, bukan mencari kesempurnaan tanpa rasa puas?

Ingatlah...bahwa tujuan menikah dan berkeluarga adalah memperoleh kebahagiaan jangka panjang, dunia dan akhirat. Kita berharap bisa terus berkumpul dengan pasangan (dan anak-anak) kita di dunia dan akhirat. "...(yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya..." (QS. Al-Ra'du: 23)

Masuk surga bersama pasangan membutuhkan energi yang tak pernah habis untuk mencintai pasangan. Masuk surga bersama pasangan membutuhkan cinta yang teruji dengan kekurangan dan kelebihan pasangan kita. Sebab tanpa cinta yang teruji tak mungkin seseorang bisa masuk ke dalam surga Allah SWT.

Dalam sebuah acara pemakaman, seorang istri yang suaminya baru meninggal berkata, "Aku kadang sebel dengan suamiku yang suka buang angin sembarangan dan tidurnya mendengkur. Namun ketika ia sakit parah, aku justru mengetahui denyut kehidupannya dari tidurnya yang mendengkur. Kini ia telah pergi dan aku merindukan segala kekurangannya tersebut sebagai bukti ia masih bersamaku." Ya...kadang kita baru sadar bahwa kekurangan pasangan merupakan hal yang kita rindukan justru setelah ia tiada.

Maka pandanglah lekat-lekat wajah pasanganmu ketika ia tidur disampingmu dan katakanlah dengan tulus (di dalam hatimu), "Aku mencintaimu dengan segala kelebihan dan kekuranganmu."

Satria hadi lubis

USTADZ ABDUL SOMAD: INGAT INGAT INI..

Ustadz ABDUL SOMAD, bertanya kepada jama'ahnya

UAS 😗 : "Andai kita hidup pd zaman Fira'un, kira-kira kita jadi pengikut siapa, Fir'aun atau Nabi Musa ?

Jama'ah : "Musaaaaa."_ (Jawab jama'ah dgn kompak).

UAS 😗 _"Yakiiin ?"
Jama'ah 😗 _"Yakiiiiiin.....

UAS 😗 _Tapi yang membangun kota Mesir...., Fir'aun. Yang bangun infrastruktur juga dia.  Yang bangun piramida...., Fir'aun. Yang paling kaya...., Fir'aun. Yang punya bala tentara banyak dan kuat...., Fir'aun. Yang punya banyak pengikut....., Fir'aun. Yang bisa memberi perlindungan dan jaminan......, Fir'aun. Yang Berkuasa......., Fir'aun. Yang bisa menyediakan makanan Dan minuman........, Fir'aun. Yang bisa adakan hiburan......., Fir'aun. Yang bisa buat pusat perbelanjaan........, Fir'aun. Bahkan jika teknologinya sudah ada mungkin Kartu Mesir Sehat dan Kartu Mesir Pintar juga dibuatnya."

Sementara Nabi Musa......, siapa dia ???. Hanya seorang penggembala kambing. Bicara saja tidak fasih alias cadel (akibat pernah memakan bara api diwaktu bayi). Hanya memiliki sebatang tongkat butut_

Masih yakin mau ikut Nabi Musa........???._ Tanya *UAS* sekali lagi.

Jamaah terdiam...

UAS 😗 _"Kerjaan Nabi Musa hanya sebagai penjaga kambing, tiba-tiba mau mengajak kita menyeberangi lautan,,, tanpa memakai sampan, tanpa prahu, tanpa kapal. Apakah yakin kita mau ikut Nabi Musa ????"_

Tak satupun jama'ah berani menjawab, semua tertunduk, diam seribu bahasa.

Betapa  sesungguhnya manusia zaman Firaun dan zaman sekarang, tidak Ada bedanya. Di Zaman sekarang ini, mayoritas semua tergila² pada harta, wanita, pangkat, jabatan, pujian, rayuan. Al Wahn (cinta keduniawian)._

Sungguh......, Fir'aun itu akan tetap ada hingga akhir zaman. Hanya saja berubah wajah Dan bentuknya...., juga namanya. Namun secara hakikat dia akan terus ada. Sebab sejarah akan berulang, dan kita harus tetap yakin seyakinnya biidznillah Fir'aun dikalahkan oleh Musa karena Kuasa ALLAH Azza Wa Jalla..._

Siapapun yang akan terpilih itu  sudah menjadi takdir/sudah tertulis di Lauhul Mahfudz, tetapi Allah akan mencatat dimana kita berpihak.....*_

Belajaralah DARI CICAK dan Burung Pipit.....*_

Dahulu saat Nabi Ibrahim Alaihi Salam dibakar oleh Raja Namrud, datanglah burung pipit yang bolak balik mengambil air dan meneteskan air itu di atas api yang membakar Nabi Ibrahim Alaihi Salam.

Cicak* yang melihatnya tertawa.....: *_"Hai pipit........!, bodohnya yang kau lakukan itu. Paruhmu yang kecil hanya bisa menghasilkan beberapa tetes air saja, mana mungkin bisa memadamkan api itu.....???._*

Burung pipit* pun menjawab : *_"Wahai cicak......, memang tak mungkinlah aku bisa memadamkan api yang besar itu, tapi aku tak mau jika Allah melihatku diam saja saat sesuatu yang Allah cintai dizholimi, Allah tak akan melihat hasilnya apakah aku berhasil memadamkan api itu atau tidak, tetapi Allah akan melihat dimana aku berpihak......"._*

Cicak terus tertawa, dan sambil menjulurkan lidahnya ia berusaha meniup api yang membakar Nabi Ibrahim Alaihi Salam agar cepat membesar.

Memang tiupan cicak tak ada artinya tak menambah besar api yang membakar Nabi ibrahim Alaihi Salam, tetapi Allah melihat dimana Cicak berpihak.

Hikayat ini terjadi sekarang....., dan akan terus berulang Saat Al-Qur'an dinistakan, suara Azan dipermasalahkan, bendera tauhid dibakar dan pembela Agama dikriminalisasi.

Aku bertanya padamu sahabat : Dimanakah kau berpihak......?????. Memang....., Pilihanmu tak akan mengubah sedikitpun takdir Allah..., Tapi Allah akan mencatat dimana kau berpihak. Berada di Barisan mana dirimu....., Siapa yang kamu dukung...., Siapa yang kamu pilih untuk jadi pemimpin

Ingat-ingat......, pilihanmu akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat nanti


MALAIKAT MEMINTAKAN AMPUNAN UNTUK YANG BERWUDHU SEBELUM TIDUR

WUDHU SEBELUM TIDUR, MEMBUAT MALAIKAT MEMINTAKAN AMPUNAN UNTUKMU

Dari Abdullah bin Umar Ra, Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ بَاتَ طَاهِرًا، بَاتَ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ، فَلَمْ يَسْتَيْقِظْ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلَانٍ، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا

“Barangsiapa tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si Fulan karena tidur dalam keadaan suci."

HR. Ibnu Hibban 3/329. Syaikh Al Albani menyatakan hadits ini sahih dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37.

KEUTAMAAN MEMBACA ALQURAN DIRUMAH

MEMBACA ALQURAN DI RUMAH


Dari sahabat mulia, Abu Hurairah radhiyallahu anhu,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

لَا تَجْعَلُوْا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ، إنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ البَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ البَقَرَةِ.

"Jangan kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan. Sungguh setan akan lari menjauh dari rumah yang dibacakan di dalamnya surah Albaqarah."

📚  HR. Muslim, no. 780

Membaca Alquran di dalam rumah adalah sebuah kebaikan dan bisa mendatangkan keberkahan bagi yang membacanya dan bagi segenap penghuninya. Begitu juga bagi rumah atau tempat yang dibacakan di dalamnya.
Membaca Alquran bisa mendatangkan ketenangan pada jiwa, mengusir setan dari rumah, terkhusus bila yang dibaca adalah surah Albaqarah.

Mari membaca Alquran. Tak usah risau karena masih terbata-bata saat membacanya. Karena Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tetap memberi dorongan untuk rajin membaca Alquran sekalipun masih terbata-bata saat membacanya.

Terus membaca seraya tiada putus asa untuk terus belajar dan memperbaiki bacaannya.

Semoga Allah Ta'ala senantiasa memberi kekuatan dan memudahkan kita untuk selalu berbuat kebaikan.

Hati-hati Bertetangga, karena bisa masuk neraka gara-gara tetangga

Tetangga adalah siapa saja yang berdampingan dan dekat dengan rumah kita. Mereka ini berhak dapat hak hidup bertetangga. Di antara haknya adalah tidak mengganggu mereka.Bahkan indikator iman seseorang bisa dilihat dari bagaimana ia membuat tetangganya merasa aman.“Demi Allah, tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya.” Rasulullah saw. ditanya “Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas kejahatannya” (HR al-Bukhari).Sangat beruntung jika kita memiliki tetangga yang baik.Dari Nafi’ ibnu ’Abdil Harits berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara kesenangan bagi seorang muslim adalah tempat tinggal yang luas, tetangga yang shalih dan kendaraan yang tenang” (Shahih Lighairihi, yakni shahih dilihat dari jalur lainnya) Lihat Ash Shahihah (282).Tetangga yang baik itu jika saling berjumpa minimal melakukan 3S (Senyum, Salam, Sapa). Dari Abu Dzar ra, beliau berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sungguh janganlah kamu memandang rendah suatu kebaikan pun, meski kamu sekedar bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri” (HR Muslim).Lalu mana yang perlu diprioritaskan antara tetangga yang jauh dan dekat, misalnya ketika kita ingin membantu atau memberikan hadiah? Tentu saja tetangga yang dekat.“Dari Aisyah ra: “Aku berkata: Wahai Rasulullah, aku punya dua tetangga, kepada siapakah aku memberikan hadiah?” Beliau (Rasulullah Saw) bersabda: “Yaitu kepada (tetangga) yang paling dekat pintu rumahnya darimu” (HR al-Bukhari).Dan tidak boleh meremehkan pemberian tetangga, walau pemberiannya itu murah atau yang tidak kita butuhkan  sekalipun.“Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata, Rasulullah Saw pernah bersabda, “Wahai perempuan-perempuan muslimah, janganlah seorang tetangga yang meremehkan hadiah tetangganya meskipun berupa ujung kaki kambing” (HR al-Bukhari dan Muslim).Disunnahkan juga untuk saling memberi, termasuk memberi makanan."Jika kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan berikan sebagian pada para tetanggamu” (HR. Muslim).Hidup bertetangga, terutama di perkotaan, sering membuat kita lupa bagaimana memperlakukan tetangga dengan baik. Hidup menjadi induvidualistis, tak peduli dengan hak tetangga. Misalnya, menyetel musik dengan suara yang keras, parkir sembarangan sehingga mempersulit akses keluar masuk tetangga, menjelekkan tetangga, dan lain-lain.  Padahal gara-gara tidak memperlakukan tetangga dengan baik seseorang bisa masuk neraka, walau ibadah dan amalnya luar biasa. Dari Abu Hurairah ra ia berkata, ‘Dikatakan kepada Rasulullah saw: ‘Wahai Rasulullah Saw, Fulanah selalu salat malam dan puasa di siang harinya akan tetapi ia sering mencela tetangganya.’ Rasulullah saw bersabda: ‘Ia tidak baik, ia masuk neraka.’ Disebutkan kepada Rasulullah saw bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah hanya secuil keju. Akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.’ Rasulullah Saw bersabda: ‘Ia masuk surga” (HR. Al Hakim).By. Satria hadi lubis