Tahukah anda, sesungguhnya kata “kamera” yang hingga saat ini kita
kenal ternyata berasal dari bahasa Arab, yaitu “qamara” ! Jauh sebelum
bangsa Barat menemukan kamera tersebut, prinsip-prinsip dasar dari
pembuatan kamera ternyata telah ditemukan dan dicetuskan oleh seorang
pakar sarjana Muslim yakni sekitar 1.000 tahun yang lalu.
Penemu
dan pencetus prinsip kerja kamera tersebut adalah seorang sain
legendaris tokoh Muslim yang bernama Ibnu al-Haitham. Pada saat akhir
abad ke-10 M. beliau (Ibnu Al-Haitham) telah berhasil membuat sebuah
kamera obscura pertama kali di seluruh dunia.
Ibnu Al-Haitham atau
yang dikenal dengan nama lengkapnya yakni Abu Ali Muhammad Al-Hassan
ibnu Al-Haitham, merupakan seorang pakar ilmuwan Muslim yang ahli di
bidang sains, mate¬matika, falak, pengobatan, filsafat, dan geometri.
Beliau juga banyak/ seringkali melakukan penyelidikan perihal cahaya,
serta beliau pun telah memberikan suatu inspirasi kepada para ahli sains
barat seperti misal Bacon, Kepler dan Boger, dalam hal menciptakan
sebuah teleskop dan mikroskop.
Sejak kecil Ibnu Al-Haitham (Abu
Ali Muhammad Al-Hassan ibnu Al-Haitham) dikenal memiliki otak yang
sangat cerdas. Beliau menempuh pendidikan pertama di tanah kelahirannya.
Setelah beranjak dewasa, beliau pun langsung merintis karier sebagai
pegawai pada pemerintahan di Basrah (Basrah adalah Kota terbesar kedua di negara Irak).
Selanjutnya setelah beberapa lama beliau bekerja dengan pihak
pemerintahan di Basrah, beliau pun memutuskan agar menimba ilmunya ke
kota Baghdad dan Ahwaz.
Kecintaan beliau terhadap ilmu pengetahuan
telah membawanya hingga menuju negara Mesir. Selama di Mesir tersebut,
Ibnu Al-Haitham mendapatkan banyak kesempatan untuk melakukan beberapa
pekerjaan penelitian perihal aliran Sungai Nil dan menyalin berbagai
buku mengenai falak dan matematika. Kemudian, beliau pun berhasil
menempuh study di Universitas Al-Azhar (Kairo-Mesir) yang didirikan oleh
Kekhalifahan Fatimiyah. Secara otodidak, beliau mempelajari sampai
menguasai beragam disiplin ilmu misalnya ilmu matematika, falak,
pengobatan, geometri, filsafat, dan ilmu fisika.
Ibnu Al-Haitham
adalah ilmuwan yang suka sekali melakukan berbagai penelitian. Di
laboratorium beliau yang sangat sederhana, akan tetapi cukup lengkap di
Kota Basra (Irak) tersebut, beliau melakukan berbagai penelitian untuk
menetapkan sudut pandang serta sudut pantul, pembekokan cahaya dalam
kaca dan air, serta berbagai posisi bayangan di atas cermin-cermin
cembung, cekung, datar, dan bulatan yang berbentuk bola. Dari seluruh
penelitian itu, Ibnu Al-Haitham telah meletakkan dasar-dasar pembuatan
lensa kamera.
Ibnu Al-Haitham juga melakukan berbagai penelitian
penting dalam kamera obscura bersama dengan Kamaluddin Al-Farisi.
Keduanya itu berhasil meneliti serta merekam fenomena-fenomena kamera
obscura. Penemuan tersebut, tentunya berawal ketika keduanya itu lagi
mempelajari perihal gerhana matahari. Kajian ilmu optik yang berupa
kamera obscura itulah yang telah menjadi dasar dari kinerja kamera yang
hingga saat sekarang ini telah banyak digunakan oleh umat manusia.
Teori
yang dipecahkan oleh Ibnu Al-Haitham itu telah mampu mengilhami
penemuan film yang selanjutnya disambung-sambung serta diputar/
dimainkan kepada para penonton.
Penemuan Ibnu Al-Haitham yang
paling sangat populer yaitu mengenai sifat mata yang sebenarnya. Beliau
berpendapat bahwasanya sinar cahaya itu bergerak mulai dari obyek
kemudian berjalan menuju kemata. Benda akan dapat terlihat sebab ia
memantulkan sinar kedalam mata. Retina mata adalah wadah dari
penglihatan dan tidak yang mengeluarkan cahaya. Teori yang dilahirkan
Ibnu Al-Haitham tersebut telah mampu mematahkan teori penglihatan yang
sudah diajukan dua pakar ilmuwan asal Yunani yang benama ptolemaeus dan
Euclides pada saat berabad-abad sebelumnya, mereka (ptolemaeus dan
Euclides) berpendapat bahwasanya benda terlihat karena memancarkan
cahaya.
Ibnu Al-Haitham sangat dikenal sebagai seorang yang teliti
dan juga berhati-hati. Secara serius beliau itu mempelajari serta
mengkaji seluk-beluk perihal ilmu optik. Beragam teori mengenai ilmu
optik tersebut, sudah dilahirkan dan dicetuskannya. Ibnu Al-Haitham pun
mencetuskan sebuah teori mengenai berbagai macam fenomena fisik seperti
mislanya bayangan, pelangi dan juga gerhana. beliau juga sudah
mencetuskan teori mengenai lensa pembesar. Teori itulah yang digunakan
oleh para ahli sain di negara Italia dalam menghasilkan kaca pembesar
pertama di seluruh dunia.
Ibnu Al-Haitham telah dihargai sebagai
Master ilmuwan optika terbesar sepanjang masa, sejajar dengan Witelo dan
juga Ptolemeus yang menjadi salah satu perintis ilmu optika dunia.
Berkat pemikiran-pemikiran beliau lah, ilmu optika mencapai puncak taraf
kemajuan yang sungat mencengangkan. Terutama pada pada abad sekarang
ini.
Ibnu Al-Haitham atau nama lengkapnya Abu Ali Muhammad
Al-Hassan ibnu Al-Haitham, wafat di kota Kairo negara Mesir, pada tahun
1039.
No comments:
Post a Comment
terima kasih sudah berkunjung